Friday, December 30, 2011

Meja Kerja 2011



Jadi ceritanya, besok kantor saya akan meliburkan diri. Syarat yang diberikan adalah, meja kerja kami harus rapih sebelum kami semua pulang di hari terakhir masuk kerja.


Dan inilah meja saya, rapih bukan? Yah, memang banyak aksesoris yang menggantung dan tidak dapat disembunyikan. Tapi setidaknya, semua sudah punya tempat masing-masing. 


Di meja bagian sebelah kanan, ada perpustakaan kecil milik saya, biasanya saya update bukunya untuk 2 minggu sekali.


Di meja bagian sebelah kiri, ada Lia dan mejanya. Telp lokal saya letakkan di tengah-tengah antara meja saya dan Lia.


Selamat tinggal meja di tahun 2011. Saya akan datang lagi ya tahun depan.. Ciao!!!

Thursday, December 29, 2011

Dari Oriflame

Oriflame
Terakhir kali, pakai sabun cuci untuk wajah keluaran Loreal tapi entah kenapa, wajah saya justru mengelupas berkepanjangan. Biasanya saya mencuci wajah sebanyak 2x sehari, namun ketika saya memakai Loreal, saya hanya memakainya 1x sehari *takut kulit saya habis terkelupas* tapi ternyata hanya berkurang saja dan masih tertap mengelupas. Mungkin tidak cocok, sepertinya terlalu keras untuk wajah saya.

Nah, karena teman kantor saya menawarkan produk Oriflame berbotol unyu ini, jadi saya pikir kenapa tidak mencoba. Kalau ternyata masih tidak cocok, ya ganti lagi. Tapi sejauh ini, saya merasa nyaman memakainya, kulit wajah saya tidak mengelupas lagi.

Semoga saja yang ini cocok dan tidak perlu ganti brand lagi.. :)

Wednesday, December 28, 2011

Christmas Gift

From Wai Lee
Yaiiiy!!!! Meskipun saya tidak merayakan Natal, tapi kalo dikasih hadiah gak boleh ditolak kan yah? Kan sayaaang.. *elus-elus bungkus kado*

Ini hadiahnya banyak macem, ya meskipun saya sendiri belum pernah  menggunakan kosmetik, tapi lumayan deh buat modal di esok hari.. *alah*

Dari sebelah kiri ya, semoga saya gak salah sebut nama kosmetiknya.. :)

1. Eau de perfume - Elizabeth Arden. 
2. Maskara - Clinique. 
3. Lipstick - Clinique. 
4. Brush - no name. 
5. Blush On - Clinique. 
6. Make up pouch - Clinique.

Sekarang, mari kita belajar memakai semua alat-alat tersebut. Ada yang bisa ngajarin? :D

New Rings..

from treeasureshop

is it 1 ring? no!!
it is 2. yaiiiy!!!
so happy.. :)

Tuesday, December 27, 2011

From Him

 


Thank you, love.. :)

Old Friends..

Us, minus Hepi - 02 November 2011


Ah, ini dia salah satu penyemangat saya, yaitu bertemu dengan teman-teman dekat saya sejak di SMA. Saya jarang bertemu mereka karena kesibukan masing-masing, yang satu sibuk kerja, yang dua lagi sibuk pacaran, yang satu sibuk ngurus anak, yang lain lagi sibuk cari pacar.. :D

Tapi pertemuan kali ini sedikit berbeda, saya dan 4 teman tercinta saya berencana akan meng-interogasi 1 orang lagi yang katanya baru saja putus dari pacarnya sesudah 5 tahun pacaran.. *sigh*

Citos, The Mango - 02 November 2011

Whoaaaa.. begitu saya datang, sudah tersedia berbagai makanan yang dipesan Fau dan Yarien. Mereka janjian sebelum datang ke Citos, makanya mereka bisa sampai barengan. Dan, tentu saja makanan pesanan ala mereka itu jumlahnya berlebih. Bahkan melebihi kapasitas perut mereka sendiri.. :p


Nah, sekarang mari saya perkenalkan mereka satu persatu yah mulai dari foto sebelah kiri.


1. Agung Indiarto (sedang pegang si Ikhlas). Biasa dipanggil Agung, inilah orang yang akan interogasi. Bekerja di salah satu perusahaan semacam kontraktor. Pacaran sudah 5 tahun, belum berhasil menikah eh malah putus. Dulunya dia adalah seorang ketua OSIS, nggak ganteng, tapi entah gimana, pacarnya selalu aja cakep-cakep. Efek karisma, kalo kata dia sih. Tapi saya dan yang lain sih gak percaya dan merasa semua cewek-cewek itu aja yang agak salah lihat.. :)


2. Arindra Putra. Biasa dipanggil Yarien, yang paling tua diantara kami. Selalu sibuk dengan kerjaannya yang biasanya berkecimpung di bidang bisnis, apapun itu. Belakangan katanya sedang merintis karir di bidang entertainment.. *shock* etapi ternyata semuanya cuma gara-gara pacar barunya adalah bocah, ya bocah cantik berumur 17 tahun yang baru saja menjadi model dan mulai show di beberapa mall ternama di Jakarta. Kenapa dibilang bocah? Karena, Yarien ini umurnya sudah 30th. Jadiiiii, ya bocah.. :))


3. Fauziah. Yup, namanya segitu pendeknya. Tapi tetep ya, dia punya nama panggilan loh, Fau atau Paw-paw kalo nama imutnya. Si cantik dalam pertemanan, yang tentu saja bikin dia jadi punya (hampir) segudang mantan pacar. Dan sebagiannya pernah menangis di depan saya sewaktu Fau memutuskan untuk meninggalkan pria-pria itu. Statusnya menikah dengan salah satu mantan pacarnya yang sudah pernah nyaris bunuh diri karena diputusin. Sedang mengandung 5 bulan, dan bikin dia jadi doyan makan. Bekerja menjadi dosen di Univ. Gunadarma, dia adalah teman dekat saya semenjak SMP. Ewh, it's been a long time, almost like a lifetime.. :)


4. Nuria Bonita. Dipanggil Ria dengan cara penulisan Rheea. Sudah menikah dengan mantan boss-nya sewaktu masih bekerja di sebuah koran harian (gambar: ada di paling kanan), memiliki seorang anak bernama Ikhlas yang lucuu banget. Pipi yang tembem dan anak yang nurut, bikin saya dan yang lainnya gemes dan sayang sama Ikhlas.. *unyel-unyel Ikhlas* sekarang bekerja part-time di majalah mingguan sehingga masih tetap bisa mengurus si tembem.


5. Hepi Atmaja (tidak ada dalam gambar). Panggilannya Hepi namun ditulis Happy. Baru saja menikah dengan pacarnya yang entah keberapa. Dia termasuk yang suka gonta-ganti pacar meskipun tanpa drama seperti Fau. Bekerja sebagai dosen di Univ. swasta sebagai dosen Bahasa Inggris. Dia ini orang yang paling kalem dan keibuan. Dulu, kami pikir dia adalah orang pertama yang akan menjadi ibu diantara kami semua. Ternyata dugaan kami tidak terbukti.


Dan, mereka ini yang bisa membuat saya sadar, saya masih punya orang-orang yang jauh di mata namun selalu dekat di hati.


Ohiya, hasil interogasinya adalah, seorang Agung yang putus cinta itu sudah menemukan wanita baru. Hasil dari dia tabrakan beruntun dengan beberapa mobil, nah salah satu dari pengemudinya itulah yang menjadi "teman dekat" belakangan ini.. *tau gitu yaaa, gak perlu sampe ngadain ketemuan dadakan gini deh..* :))


Sahabat, trima kasih ya untuk selalu ada, di sana dan di dalam hati. 


See you again soon.. :)

Monday, December 26, 2011

Saat Hamil Bukan Pilihan

from web

"Sudah "isi" apa belum?" ini adalah pertanyaan lanjutan dari "Kapan mau menikah?" dan menurut saya, keduanya adalah pertanyaan yang mengintimidasi. Banyak yang bilang tidak peduli akan jenis-jenis pertanyaan seperti itu, tapi saya merasa, dalam hati kecil mereka pasti terbersit sedikit (atau sedikiiiit sekali) rasa ingin mencapai apa yang sudah ditanyakan oleh orang-orang disekitar mereka.

Kali ini saya ingin sedikit membahas pertanyaan yang pertama. Diambil dari kisah nyata, teman-teman saya sendiri yang tentu saja namanya disamarkan.

Sebut saja A (baca: wanita) berusia diatas 30 tahun, menikah sudah hampir 3 tahun namun belum diberi kepercayaan untuk memiliki seorang anak. Begitu banyak usaha yang dia lakukan untuk memiliki seorang anak, ke dokter lah, mengikuti segala anjuran orang tua untuk makan ini itu biar subur lah, mencoba segala macam "variasi gerakan" supaya manjur lah, tidak lupa menghitung menurut kalender kapan tanggal suburnya. Namun sekali lagi, belum diberi kepercayaan. Suaminya begitu menginginkan seorang anak juga. Itu semakin membuat A berusaha sekuat mungkin untuk berhasil memiliki seorang anak.

Mari ketemu dengan B (baca: wanita) berusia 30 tahun kurang sedikiiit, menikah baru 1 tahun saja dan tidak ingin punya anak karena takut gemuk. Juga karena dia memang kurang menyukai anak kecil. Sangat kebetulan, suaminya pun tidak banyak menuntut dalam hal memberi keturunan.

Lalu mendadak di pertengahan minggu yang ceria, B mengeluhkan badannya kepada saya, dia merasakan tubuhnya semakin membengkak.

"Duh, kenapa badan gue melar gini sih? Masak baju gue robek gini jahitan sampingnya"
"Wah, lo kebanyakan kali deh.."
"Nggak ah. Biasa aja. Mana celana gue juga nambah satu nomer. Bete banget deh gue"

Lalu tanpa sadar, terceplos sebuah kalimat dari teman saya yang lain.

"Hamil kali lo, B"
...
...

Semuanya mendadak diam. Saya, A, dan B. Diam.

Esoknya, B datang dan mengeluhkan hal yang sama.

"Bener deh, legging gue udah gak muat. Pinggang gue makin lebar. Mana suami gue juga bilang kalo kayanya gue hamil. Pada tau gak sih, kalo gue gak mau hamil."
"Waaah, selamat ya B. Pasti nanti anak lo lucu deh, yakin guee.."
"Berisik. Gue gak mau hamil kok"
"Emang udah periksa pake test pack?"
"Belum sih"
"Yaudah, tes dulu sana."
"Gak usah, gue gak hamil kok. Besok Sabtu aja gue ke dokter, periksa. Jadi seandainya gue beneran hamil, gue bisa langsung bilang ke dokternya kalo gue gak mau punya anak. Gampang kan?"

Obrolan yang diatas benar-benar membuat saya sadar, bahwa yang namanya hamil, alias punya anak, memang bukan suatu pilihan.

Menjadi miris kalau membayangkan bagaimana perasaan A, yang sudah melakukan berbagai macam hal untuk memiliki seorang anak, namun tidak kunjung berhasil. Tapi B, seorang istri yang tidak atau belum ingin memiliki anak, justru diberi kesempatan untuk mengandung terlebih dahulu.

Sekali lagi, saya hanya bisa terdiam mendengar rencana dari B. Sejujurnya saya merasa dia tidak bercanda. Dan karenanya, saya tidak melanjutkan perbincangan diatas. Entah apa yang akan ada di dalam pikiran A, jika dia mendengar kalimat terakhir dari B. Mengingat semua usaha, uang dan doa yang dikeluarkan oleh A, akan sangat sulit bagi A untuk ikut bersemangat menyambut kehamilan dari B. 


Dengan berada dalam situasi seperti ini lah, saya semakin merasa kalau pertanyaan-pertanyaan seperti itu termasuk dalam salah satu bentuk intimidasi untuk orang-orang yang sudah menikah namun belum memiliki anak. Kadang orang lain hanya bertanya untuk berbasa-basi, tapi tidak ada yang tahu apa efek yang akan dialami oleh orang yang diberi pertanyaan tersebut.


Sekarang ini, A masih tetap melakukan berbagai macam usahanya, namun sudah jarang bercerita pada teman-temannya terutama bila ada B di sekitarnya. Lain dengan A, sekarang ini B selalu diam saja saat ada yang menanyakan soal kehamilannya. Tidak berkata tidak, juga tidak berkata iya. Dan saya tidak ingin bertanya lebih lanjut, takut mendengar jawabannya.. *sigh*

Namun diantara semuanya, saya yakin dan percaya, Allah selalu mempunyai jalan yang terbaik untuk umatnya.. :)

Sunday, December 25, 2011

Melepas kangen dengan Gagas Media


Kebanyakan dari teman-teman saya sudah tahu betul, kalau saya adalah penggemar buku terbitan Gagas Media. Bagi saya, membaca buku Gagas adalah suatu kesenangan tersendiri. Dengan genre-nya yang lebih banyak roman, namun belakangan sudah mulai bermunculan buku-buku travelling, dan saya tetap saja menyukainya..

Hari kemarin, ketika saya sedang menunggu di Gramedia Cinere, saya melihat deretan buku-buku Gagas Media ada di tempat Buku Laris. Maka saya menghampiri dan melihat dengan antusias. Saya pun akhirnya membeli 3 buku yang berikut.


Suka dengan cover dari ketiga buku tersebut. 

Manusia Setengah Salmon, sebenarnya saya bukan pembaca setia dari Raditya Dika. Saya cuma membaca Kambing Jantan dari sekian banyak bukunya yang sudah terbit. Namun ketika saya membaca sinopsis di buku ini, saya sukses tertawa terbahak-bahak lalu begitu saja ingin membelinya. Saya pikir, tidak ada salahnya membeli buku ini. Tertawa itu penting kan? 

Buku selanjutnya, Memilikimu dari Sanie B. Kuncoro. Saya menyukai cara menulis mbak Sanie pada buku sebelumnya, Garis Perempuan yang menurut saya mempunyai kata-kata yang mengalir dengan indah dan enak untuk dibaca. Semoga saya akan menemukannya juga di novel yang ini. 

Yang terakhir, Dear You oleh Moammar Emka. Ah, yang ini bukan karena saya menyukai tulisannya di Jakarta Undercover, tapi karena saya memang ingin membeli 3 buah buku Gagas dan sepertinya buku ini akan menjadi buku yang menarik..

Mari membacaaaa.. :)

Saturday, December 24, 2011

Incarceron

Incarceron - Matahati

Tertarik dengan buku ini karena Incarceron adalah hasil terjemahan dari Momo, dan juga karena pas baca sinopsis di bagian belakang buku ini, saya merasa buku ini memiliki ide cerita yang cukup unik.

Yang satu di dalam, yang lain di luar.
Tapi keduanya sama-sama terpenjara.

Tuh kan, tagline-nya kereeeen. Dan karena beberapa hari yang lalu Matahari memberikan potongan harga untuk buku-bukunya, jadi makin bersemangat deh saya untuk membeli buku ini. Belinya nitip sama Momo, terus dikirim ke kantor.

Masuk ke rak "to-read" dengan urutan nomer 257, saya ingin cepat-cepat membaca buku ini.

Terima kasih Momo.. *hugs*

Bursa Buku Murah - Blok M Square

source: gedoor.com
Selagi saya berada di Blok M Square, saya pasti akan mampir ke Bursa Buku Murah yang terletak di basement. Kenapa?

Di sini banyak sekali buku-buku dari semua zaman, dari yang zaman saya belum lahir dan bentuk bukunya sudah rapuh karena umurnya, sampai buku-buku terkini yang baru saja terbit dan masih ada di toko buku seperti Gramedia. Jenis bukunya sangat beragam, buku anak-anak, buku pelajaran, buku bekas baik lokal maupun impor, dan masih banyak lagi. Sebagai gambaran, beginilah bentuk kios-kios jualan bukunya.

source: annida-online.com
Untuk buku-buku antik atau tua, biasanya akan dibandrol dengan harga yang lumayan mahal karena penjual tahu betul buku-buku tersebut sudah tidak dapat ditemukan di luaran sana. Dan biasanya, para pemburu buku-buku antik memang tidak keberatan mengeluarkan uang yang agak mahal untuk buku incarannya tersebut. Untuk buku-buku Pramoedya Ananta Toer, harga yang rata-rata dipatok oleh penjual sudah pasti di atas 100 ribu rupiah, berlaku bagi buku-bukunya yang sudah tidak diterbitkan ulang. Contohnya, Perburuan, salah satu buku karangan PAT, hanya akan dilepas kepada pembeli yang rela mengeluarkan uang sebanyak 200 ribu rupiah. 


Meskipun sudah banyak toko buku seperti Gramedia, Karisma, Gunung Agung atau TM Bookstore yang menjual buku-buku yang baru terbit, namun Bursa Buku Murah di BMS tidak mau kalah. Di sini, pencari buku juga dapat menemukan buku-buku baru sama seperti yang sedang beredar di toko buku yang ada. 

Lalu, apa bedanya? Bedanya, di Bursa Buku Murah, buku-buku tersebut memiliki harga yang cukup murah dibandingkan harga pasarannya di toko buku. Saya sendiri masih belum tahu, kenapa penjual buku di BMS dapat menjual buku-buku dengan harga yang murah. Jika di toko buku harganya 50 ribu rupiah, maka pembeli dapat menemukan buku yang sama di sini dengan kisaran harga 30 ribu rupiah. Bisa lebih murah jika pembeli termasuk orang yang pandai menawar. Yang paling jelas bedanya, buku ke-7 dari serial Harry Potter yang harganya mencapai 200 ribu rupiah dapat saya temukan di sini dengan harga 90 ribu rupiah saja. Dan harga ini belum ditawar. Selain itu, di Bursa Buku Murah terdapat banyak buku-buku yang  dijual dengan harga yang sama rata. Sehingga apabila pembeli memiliki budget tertentu untuk membeli buku, dapat langsung melihat harga-harga yang sudah dicantumkan. Seperti ini contohnya.

source: angwulan.info
Bukan hanya buku lokal terbitan lama dan terbitan baru saja yang bisa ditemukan di sini. Kalau ada yang berminat untuk membeli buku impor, dapat menemukannya di sini juga. Harganya? Jauuuh lebih murah dibandingkan di toko buku. Hanya saja, saya memang sangat jarang menemukan buku impor keluaran terbaru di sini. Rata-rata saya menemukan buku impor dengan judul-judul lama, baik dalam bentuk buku bekas ataupun baru. Biasanya buku impor juga dapat ditemukan di toko buku seperti Periplus, Times, Kinokuniya dan @ksara. Harga satu buku beragam tergantung dari ketebalan dan tahun terbit. Namun kisaran harga terendah yang pernah saya temukan adalah 85 ribu rupiah, lalu harga biasanya akan lebih mahal untuk buku yang lebih tebal atau buku yang baru terbit. Bagaimana dengan di Bursa Buku Murah? Pembeli dapat menemukan buku impor dengan harga 15 ribu rupiah saja untuk buku second, sedangkan untuk buku dengan kondisi baru, harga berkisar 25 ribu rupiah keatas.

Ini contohnya. Saya berhasil mendapatkan buku impor The Secret Life of Bee (Sue Monk Kidd) dengan harga 25 ribu rupiah dan Twenties Girl (Sophie Kinsella) dengan harga 20 ribu rupiah. Bukunya memang second hand, tapi kondisinya masih tergolong bagus.

   

Untuk beberapa buku impor lainnya, diberi label harga masing-masing 18 ribu rupiah namun buku-buku tersebut sudah dipisahkan karena menurut penjual, buku tersebut bukanlah buku-buku dengan judul/pengarang yang terkenal. Dapat dilihat contohnya, saya membeli buku ini karena tertarik dengan cover-nya. Bahkan saya tidak membaca sinopsisnya, hanya menyukai apa yang saya lihat, lalu saya beli. Semudah itu.


Membeli banyak buku di Bursa Buku Murah juga sangat menyenangkan mengingat banyak tempat makan di sekeliling penjual buku-buku tersebut. Belum lagi penjual-penjual yang ada biasanya ramah-ramah dan lumayan membantu. Kalau pembeli memiliki bakat untuk menawar harga, pasti akan sangat menyukai memborong buku di Bursa Buku Murah ini.

source: angwulan.info
Cuma satu yang sangat saya sayangkan, Bursa Buku Murah ini memiliki banyak lorong yang kadang membuat saya bingung, lorong ini sudah dilewati atau belum. Bagi orang yang memiliki kemampuan menghafal tempat, mungkin tidak akan terlalu bermasalah. Tapi buat saya, hohoho ini parah. Bisa-bisa saya tidak menemukan pintu keluar.. :D

Bagi yang ingin membeli buku murah, mari mengunjungi Bursa Buku Murah.. :)

Friday, December 23, 2011

Zone 2000

source: google.com


Belakangan ini, saya sering sekali merasa suntuk. Entah kenapa, tapi saya benar-benar tidak berminat untuk melakukan apa-apa, kecuali bekerja, itupun karena terpaksa.

Lalu datanglah ajakan kak Bujeng untuk main ke Zone 2000. Apa itu? Itu nama tempat bermain anak-anak semacam Time Zone. Cuma beda nama. Isinya hampir sama. Sistem yang dipakai pun sama. Pengunjung harus membeli koin untuk bermain, lalu setiap permainan akan menghasilkan tiket yang dalam jumlah tertentu dapat ditukarkan dengan beberapa macam boneka, pensil, gantungan kunci dan banyak lagi. Banyaknya tiket yang didapat tergantung dari berapa score yang dapat dihasilkan oleh pemain, meskipun ada juga beberapa permainan yang hanya mengandalkan keberuntungan dari pemain saja.


Menimbang, menilik dan menyikapi, akhirnya saya memutuskan untuk ikut. Ikut menggila bersama kak Bujeng kali ini.


Saya memutuskan untuk janjian dengan kak Bujeng jam 4 di Blok M Square.


Lalu sesudah menghabiskan 1 jam 47 menit, 1 gelas besar es cappuccino, Rp 65.000 untuk beli buku, dan 2 potong kaki yang super pegal, akhirnya kak Bujeng datang juga.. :D


Kami membeli 40 koin dengan total Rp 50.000 (1 koin = Rp 1.250), kami memulai permainan yang paling kami inginkan saat itu. Pukul-pukul kepala tikus. Yak, kami memukul kepala tikus sepuasnya seperti sedang melepaskan keinginan untuk memukul kepala seseorang di luar sana. Kami tertawa puas sekali, sampai akhirnya mendadak hening melihat kami hanya mendapatkan 3 tiket saja untuk permainan tersebut.. *potong kepala si tikus*


Permainan selanjutnya, basket. Emang bisaa? Ya nggak bisa dooong.. :D
Tapi disitu serunya. Satu ring basket yang seharusnya diperuntukkan 1 orang, kami mainkan berdua dengan tujuan curang, biar poin-nya lebih banyak. Terus, emangnya berhasil? Ya nggak berhasil dooong.. Kami cuma menghasilkan 3 tiket juga.. *kempesin bola basket*


Ingin mencoba permainan yang lebih mudah, ada Cooking Mama. Permainan ini sepertinya khusus anak perempuan deh, karena dalam permainan ini, pemain disuruh untuk mengikuti cara-cara yang sudah diberikan dalam memasak sebuah sajian. Pemain dapat memilih menu terlebih dahulu. Karena saya sudah sering bermain Cooking Academy di komputer, maka bermain ini menjadi sangat mudah, dan 11 tiket menyambut kami. Cooking Mama sangat menyenangkan, kecuali bagian mesinnya menelan salah satu koin kami namun mesinnya mati sehingga koin kami hilang begitu saja.. *teriak-teriak, kembalikan koin kamiiii*


Melongok ke bagian lain, ada permainan Book Miracle. Ini salah satu permainan yang mengandalkan keberuntungan. Tersedia 11 buku yang masing-masing memiliki nilai untuk tiket, buku lalu diacak sedemikian rupa dan nilainya disembunyikan. Pemain diminta untuk menyimpan 1 kotak saja, lalu pemain kembali diminta untuk memilih 3 kotak untuk dihilangkan. Begitu seterusnya sampai tersisa hanya 2 kotak untuk ditawar. Dan hasilnya, tetap saja hanya 4 tiket yang kami menangkan.. *timpukin mesin pake buku beneran*


Dan akhirnya, ini yang paling penting. Kami menemukan permainan bernama Space Travelling. Permainan yang ini hanya memiliki lubang-lubang yang masing-masing sudah bertuliskan poin untuk tiket yang akan didapat apabila pemain berhasil membuat bolanya masuk ke dalam lubang tersebut. Poin yang terterapun bernilai lumayan yaitu 10, 20, 30, 40 dan 60+ namun diantara lubang bernilai tinggi tersebut, ada lubang sempilan yang hanya bernilai 3. Dan yang membuat kami tertawa geli adalah, bola kami masuk justru ke lubang sempilan tersebut.. *jejelin mesin pake bola*


Setelah kurang lebih 2 jam, selesai juga petualangan gila kami di Zone 2000. Dan sesudah dihitung-hitung, kami berhasil membawa pulang 472 tiket, padahal target kami hanyalah 100 tiket mengingat tangan kami yang kurang beruntung.. :D


Ini dia foto kak Bujeng saat sedang menghitung jumlah tiket kami. Kami menghitungnya sambil makan malam.


Tiket yang kami hasilkan, sama sekali tidak ingin kami bawa pulang. Langsung tukarkan dengan apalah itu yang ada di counter-nya. Kami ingin tukar dengan 2 buah pulpen lalu sisanya untuk ditukar dengan snack saja. Bersemangatlah kami untuk menukar tiket tersebut. Sesampainya di counter, kami melihat-lihat etalase tempat hadiah-hadiah dipajang. Sesudah bingung berkali-kali dan akhirnya berhasil memilih, kami menghampiri kasir untuk menukar tiket, daaaaaan.. kasirnya sudah tutup!!!! *jambak mbak-mbak kasirnya*


Maka meledaklah tawa kami, dan hilanglah suntuk kami..


Terima kasih untuk hari ini kakaaak.. 


Besok-besok boleh lagi loooh... *hugs*




-Blok M Square, 17 Desember 2011-

Thanks to Allah..

1. Pause for a minute.
2. Take a deep breath.
      That breath you took is only from the mercy of Allah.  
      Did you thank Allah for that breath?
3. You can say, "Alhamdulillah"
       It means "All praise is due to Allah"
*taken from @islamicthinking @hala_r2i

Saturday, December 03, 2011

H-1 menuju IRF 2011

Dan tanpa terasa, besok sudah IRF 2011.


Cuma bisa berdoa, semoga semuanya berjalan lancar dan tidak ada yang mengecewakan.


Tadi pagi ambil kaos panitia dan tas di Sudirman terus langsung ke Pasar Festival. Dari siang sampe tengah malam, menyaksikan terpasangnya tenda-tenda, partisi, pohon buku, dan banyak pernak-pernik lainnya.


Bismillah.. :)



The Nutcracker

Dec,02 - GBB, Jakarta
Kali ini saya yang matian-matian pengin nonton pertunjukan ini. Oh ya jelas, karena ini pertunjukan balet. Jadi saya pun sedikit "memaksa" si Pacar untuk menemani saya.. *maafkan saya*

Saya memilih untuk menonton di hari Jumat, 02 Desember 2011. Mengingat tanggal 3 dan 4 pasti akan sibuk dengan IRF 2011. 

Pertunjukan ini disutradarai oleh Farida Oetoyo dan dibintangi oleh Titi Sjuman. Eh ada Adella Fauzi juga lho..

Beberapa hari sebelumnya, saya sengaja mengirim pesan untuk Putri, teman semasa SMA saya. Karena kami sama-sama menyukai balet, maka saya bertanya apakah Putri akan menonton pertunjukan The Nutcracker atau tidak. Jawabannya menyenangkan, ternyata Putri bukan hanya akan menonton, tapi ternyata dia adalah Co-Rehearsal Director untuk pertunjukan ini. Wow, I'm so proud of her. Really.. :)

Ceritanya sih sama seperti The Nutcracker yang lain *yaiyalah* dengan suasan Natal, Clara tertidur dengan boneka Nutcracker-nya dan dalam mimpinya, Clara diajak berkeliling oleh Nutcracker.

Titi Sjuman terlihat sangat cantik dengan gaun merah dan tiara di kepalanya. Tidak terlalu banyak tampil, namun dia benar-benar terlihat memukau. Adella bermain sangat cantik dengan gaunnya dalam warna gradasi. Tariannya indah, dan penari lainnya yang tidak kalah bagus tariannya. Saya sangat menikmati pertunjukan ini.

Anak-anak kecil banyak bermain di pertunjukan ini. Mereka memakai berbagai macam kostum, contohnya kostum tikus, baju tutu, dan banyak lagi. Mereka menggemaskan, dan melihat mereka membuat saya ingin mencubit-cubit pipi mereka atau menarik buntut-buntut mereka.. *dan si Pacar ingin mematahkan kaki mereka*

4* untuk pertunjukan ini.. 

Lagiiiii, saya mau lagiiiiii.... *si Pacar pingsan* :D

Pecah..


*ambil cermin*

*ngaca*

"Lo pikir, lo itu siapa, hah?? 

Minta ini, minta itu, emangnya lo pikir dia bakal nurutin? 

Lo harus sadar, lo itu bu-kan si-a-pa-si-a-pa. 

BU-KAN SI-A-PA-SI-A-PA.."

.....

Prang!!! 

Cermin tersebut pecah berkeping. 

Bersamaan dengan memudarnya seluruh harapanku..


Quote of the Day

Don't cry over the pass, it's gone.
Don't stress about the future, it hasn't arrived.
Live in the present and make it beautiful.


*taken from pinterest.com

Friday, December 02, 2011

Rumah Boneka

Dec, 01 2011 - Gedung Kesenian Jakarta


Menonton teater yang ini, adalah usulan si Pacar. Karena judulnya yang menarik, maka saya dengan senang hati menyetujui usulan ini.

Maka, menontonlah kami. Dimulai dari acara kelaparan yang akhirnya hanya makan Pop Mie dan cookies, masuklah kami ke dalam studio yang penontonnya hanya separuh dari keseluruhan kursi.

Ceritanya simple, cenderung terlalu simple dalam pandangan saya. Padahal sebenarnya saya mengharapkan cerita yang lebih greget. Terdiri dari 3 babak, tanpa interval.. *pingsan*

Babak pertama, kedua dan ketiga. 
Setting: Ruang tengah, dengan pohon Natal melengkapi suasana Natal. 


Nora (Maya Hasan) pulang berbelanja untuk keperluan di malam Natal. Tidak berapa lama kemudian, Nora kedatangan tamu, Linda (Ayu Diah Pasha) seorang teman lamanya. Mereka berbagi rahasia kecil tentang kehidupan pernikahan mereka. 


Singkat cerita, ternyata Nora berhutang 300 juta rupiah kepada Tagor (Wikana) untuk membiayai pengobatan suaminya yang bekerja di sebuah Bank dan baru saja naik jabatan.


Permasalahan timbul karena ternyata Nora memalsukan tanda tangan di surat perjanjiannya dengan Tagor yang berbuntut akan membuat Tagor dikeluarkan dari pekerjaannya yang sekarang.


Tagor dipecat, maka terjadilah pengancaman. Tagor mengancam akan memberitahukan soal pinjaman uang Nora kepada sang suami.


Berasa baca cerita macam FTV gitu? Ya emaaaaang.. *halah*


Tapi berhubung saya memang menyukai FTV meskipun jalan ceritanya simple tapi lebay di beberapa hal. Dan karena itu, saya menikmati menonton pertunjukkan ini. Apalagi, di tengah-tengah pertunjukan, ternyata Nora menari balet. Cihuuuuy, makin menikmati deh.. *lirik si Pacar yang manyun sambil ngedumel dikit gara-gara kebosanan*


Eh ditambah lagi yah, di belakang saya ada Mario Lawalata. Hew, tampan.. Jadi pengen ngadep ke belakang terus deh.. *dijewer*


Baiklah, karena ada hal-hal yang membuat saya senang, maka saya beri 3* untuk pertunjukan Rumah Boneka ini..

Thursday, December 01, 2011

Sang Penari

Nov, 23 2011 - Metropole XXI, Jakarta
Saya belum membaca novelnya, dan karenanya saya bersemangat untuk menonton. Biar gak terkontaminasi dengan cerita yang di buku dan biar gak terlalu berharap banyak.

Banyak yang bilang film-nya kurang bisa mengapresiasikan isi bukunya. Tapi menurut saya, itu adalah hal yang sangat wajar. Bayangkan, buku yang tebalnya kurang lebih 200 halaman, dirangkum hanya dalam 1,5 jam. Pasti akan banyak hal-hal kecil yang terlewat.


Kalau jalan ceritanya beda dari buku? Buat saya, sah-sah saja. Terserah si pengarang naskah dong, mau dibuat dengan ending yang sama dengan buku atau tidak. Namanya juga terinspirasi. Apa salahnya punya persepsi yang berbeda untuk ending-nya? Ya kan?


Sang Penari yang saya saksikan di bioskop, memuaskan untuk saya. Saya menikmati aksen medok yang diberikan oleh Oka Antara, meskipun saya kurang begitu menyukai akting Prisia Nasution di sini. Entah kenapa.


Cerita berawal dari sebuah desa bernama Dukuh Paruk yang biasa memiliki seorang ronggeng yang sedikit banyak dipercaya dapat memberikan kemakmuran pada desa.


Lalu terjadi tragedi terbunuhnya beberapa penduduk desa, termasuk si ronggeng, oleh karena keracunan bongkrek (baca: combro) yang dibuat oleh ayah dari Srintil (Prisia Nasution). Kedua orang tua dari Srintil akhirnya turut meninggal saat akan membuktikan bahwa makanan tersebut tidak beracun.


Akhirnya Srintil menjadi yatim-piatu yang berharap suatu saat nanti dia akan menjadi ronggeng-nya Dukuh Paruk agar semua masayarak desa tersebut bisa melupakan peristiwa pembunuhan tidak terencana oleh kudua orang tuanya.


Srintil tumbuh besar bersama Rasus (Oka Antara), dan Rasus tidak menyukai ide Srintil untuk menjadi ronggeng karena itu berarti semua orang di desa tersebut akan dengan bebas dapat menyentuh Srintil yang berstatus sebagai seorang ronggeng.


Namun akhirnya berhasil juga Srintil menjadi seorang ronggeng, dan Rasus pilih untuk meninggalkan desa tersebut untuk menjadi seorang tentara.


Menurut yang sudah pernah baca buku dan menonton film ini, ending cerita dari film ini berbeda dengan apa yang tertera di buku.


Nah, saya sendiri baru akan membaca bukunya tahun depan. Jadiiii, mari kita bahas lagi sesudah baca bukunya.


Untuk versi film, saya kasih 4 bintang. 


Semoga makin maju perfilman Indonesia. Ayo, kamu pasti bisa.. :)




p.s : Oka Antara, kamu "slurp!!!" banget deh.. :D