Setiabudi 21, Kuningan |
Ok. Seperti biasa, saya terjebak dengan sulitnya berteman dengan Lia dan Marlyn. Kami bertiga selalu saja sulit untuk menentukan pilihan untuk menonton film.
Kali ini terjadi lagi.
Saya yang kepengen banget nonton The Smurf, Lia yang katanya terserah nonton apa aja tapi gak mau nonton The Smurf *sigh* dan Marlyn yang bener-bener gak punya ide mau nonton apa tapi gak mau nonton The Smurf ataupun film action *double sigh*
Akhirnya, cuma film Final Destination saja yang tersisa. Maka, mari membeli tiket.
Dari awal saya sudah wanti-wanti sama Marlyn yang tukang ketakutan, film ini rada gokil dalam arti yang sebenarnya. Gapapa, katanya. Baiklaaaah...
Dan, 10 menit pertama, tangan saya sudah habis dicubit-cubit Marlyn yang minta pulang.. *ngakak guling-guling*
Begini ringkasan ceritanya..
Ide cerita yang sama seperti prekuel-nya, orang-orang yang berhasil selamat dari sebuah kecelakaan karena "penglihatan" dan hasilnya mereka dikejar-kejar sama "kematian" karena dianggap melangkahi takdir.
Bedanya, di film ini sudah ada unsur tukar-menukar nyawa. Misalkan, ada yang gak mau menyerah sama si "kematian" yang ngejar-ngejar itu, ya mau gak mau dia harus bunuh seseorang buat gantiin nyawa dia.
Tapi yang bikin Marlyn pengen ngibrit pulang bukan masalah tukar-menukar nyawa. Lebih kepada bagaimana film ini memperlakukan anggota badan para tokohnya.
Masa iya, ada bola mata ngegelinding terus dilindes mobil, terus darahnya muncrat kemana-mana. Dan itu darah muncrat persis ke layar. Sedikit menjijikkan gak sih? Hell..
3* cukup yah, karena film ini benar-benar tidak berperi-keanggotabadan-an banget menurut saya..
*elus-elus tangan bekas dicubitin Marlyn*
No comments:
Post a Comment